Tulisan yang ditulis dari hati | Mencoba konsisten setiap bulan Januari selama 30 hari Bercerita |
Selasa, 16 Juni 2020
BOSAN MEMULAI, JATUHNYA MASIH TERASA
"Kamu sudah bahagia, hanya saja ragumu yang sulit diterpa." Katanya.
Aku diam, masih tetap diam.
"Kenapa, dia tiba-tiba sepeduli itu?" Pertanyaan muncul dari intuisi terdalamku.
Angin sore berhembus pelan, seakan tahu bahwa aku tidak ingin diganggu. Duduk di teras rumah sambil sesekali menyapa tetanggaku yang hilir mudik lewat depan rumahku. Aktivitas sore ini. Tidak terlalu ramai. Hanya ada beberapa anak kecil yang mengayuh sepeda merk family kesana kemari. Sembari membuka mulut dan meminta suapan dari ibunya yang tengah asyik memegang mangkuk sambil bercengkrama dengan ibu lainnya di atas kursi.
"Rindu." Ucapku tersenyum melihatnya anak kecil itu.
Drrrrrrrt, suara getaran telpon genggamku.
Satu notifikasi dari nomor yang tidak ada dalam kontakku.
"Assalamualaikum, gimana kabarnya Ra?" Sapanya melalui pesan aplikasi WhatsApp.
Aku masih memperhatikan. Tanpa membuka ruangan chatnya.
"Siapa ya? Gak bisa tenang dikit gitu?" Tanyaku penasaran sembari menggerutu kesal karna waktu tenangku terganggu.
"Lyra, kalo ada tukang siomay, panggil yaa!" Teriak Abang rendra dari balik kamar secara tiba-tiba.
"Udah lewat bang!" Teriakku menjawab.
"Yah elu mah, bukannya bilang!" Teriaknya lagi, sembari menghampiriku ke depan teras.
"Ye, abang aja baru bilang. Coba kalo dari kemaren bilangnya." Kataku kesal.
Tanpa kata. Abang menoyor kepalaku. Dasar abang aneh.
Aku menyudahi aktivitas soreku untuk bersiap-siap mendirikan shalat msgrib dan bertadarus. Kalau tidak, Ayah pasti sedih di sana.
Satu surat sudah selesai kubaca. Beberapa menit kemudian adzan isya berkumandang. Aku lantas mendirikan isya.
Selepas itu. Kurebahkan tubuhku di atas ranjang. Kubuka layar telpon genggamku. Membuka kunci layar dan mengklik ikon whatsaap.
Setelah bergeming beberapa detik. Kubuka ruangan chat yang mengirimiku pesan tadi sore.
"Kok gak ada user dan foto profilnya ya?" Tanyaku bingung.
"Males ah, lagi mau tenang." Kataku bergumam. Mengacuhkan pesan yang datang sejak petang tadi.
Tukangngetik_
🖋️Tangerang, 16 Juni 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
ALLAH SUDAH SIAPKAN YANG TERBAIK
Mengikhlaskan kehilangan memang sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan, Apalagi kehilangan orang-orang yang disayang. Meskipun kita t...
-
Ada 7 Poin yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menulis artikel karya ilmiah. Bagi kamu para mahasiswa atau pelajar pasti sudah tak a...
-
Kita adalah orang asing yang tidak pernah tahu satu sama lain. Siapa dirimu dan juga keluargamu. Namun, dari kejadian itu, kita semaki...
-
Bagaimana perasaanmu? masih belum baik? mari mendekatlah, ceritakan semua keluh kesahmu padaku. Atau kamu butuh pundak untuk bersandar...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar