Sepertinya kamu terlalu berlebihan dalam mendeskripsikanku di depan Ibumu. Aku hanya anak perempuan pertama yang tidak ingin dikecewakan. Karena aku tidak pernah mendapatkan itu dari laki-lakiku. Yah, dia Bapakku. Laki-laki paruh baya yang tidak pernah melukai fisik bahkan hatiku.
Bapak, maafkan aku ya, jika nanti waktuku semakin berkurang untuk menjengukmu. Aku harap dia bisa memberikan kita ruang untuk terus bercengkrama mendiskusikan masa depan setiap kita bertemu. Aku harap dia bisa memberikan kita ruang untuk menikmati riuhan jalanan di atas motor tua yang sering engkau gunakan untuk menjemputku dulu. Aku harap dia bisa menciptakan kebahagiaan yang sering kau lakukan padaku dengan sederhana.
Bapak, Terima kasih sudah memberikan aku kepercayaan dalam mengambil keputusan yang sepertinya akan aku lalui lebih lama dari keputusan-keputusan kecil yang sering kita debatkan dulu.
Bapak, aku memang belum banyak mengenalinya. Tapi aku sedikit merasakan ada kesamaan yang terdapat dalam dirinya.
Jadikan dia temanmu ya Pak, teman diskusimu yang asik, teman beribadahmu yang taat, dan teman yang akan menjadi pengganti dirimu, meski sepertinya ruang itu tak sama.
Bapak, jangan khawatir ya ! kamu dan dia memiliki ruang yang sama dengan rasa yang berbeda.
Dari Gadis kecilmu
Tya🤍
Tidak ada komentar:
Posting Komentar