Selepas pergi, sepertinya kata ikhlas yang akan terus menggema dalam hati. Serupa deru mobil yang melaju tanpa henti. Menunggu lampu lalu lintas berwarna merah. Hmm, seperti itu ya lelahnya menunggu.
"Boleh saya duduk di sini ?" Suara yang terdengar agak serak dari arah telinga kananku.
"Oh iya silahkan." Tanpa aba-aba aku berdiri dan mempersilahkannya duduk.
"Kenapa beranjak?" Tanyanya lagi.
"Masih ada urusan." Kataku tanpa menoleh.
Jam di pergelangan tanganku telah berputar 15 belas jam lewat 15 menit.
"Ya Allah, aku telat 15 menit." Seketika aku panik dan mempercepat langkah kakiku.aku hampir saja lupa dengan jam mata kuliah terakhir. Karna asik membaca buku di taman tadi.
Aku bahkan belum sempat melihat wajah seseorang yang bersuara serak tadi di taman. Ah, sudahlah tak penting juga.
Ternyata berusaha melupakan itu layaknya mencari sudut dibangun ruang yang berbentuk lingkaran. Bisakah Rania Melakukannya ? Atau ia makin tersiksa dengan keputusannya ?
Blog Series ini akan update di Blog, Spotify, dan Youtube. Stay Tune Yaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar